Terkadang dalam diri seseorang tidak bisa terhindarkan terjadinya konflik diri. Dihadapkan dengan dua pilihan yang sangat sulit biasanya menciptakan medan konflik dalam diri, sehingga menyebabkan seseorang tersebut tertekan dalam fase tertentu, atau bahkan sampai mengalami depresi. Tidak banyak orang yang mampu mengurai medan konflik dalam dirinya, agar menemukan masalah yang sesungguhnya sehingga dapat menyelesaikannya. Berada diantara dua pilihan yang sama-sama nilainya, memang tidaklah mudah. Namun, kita dituntut harus membuat keputusan agar dapat melanjutkan hidup.
Jika kita tidak segera membuat keputusan, maka hidup kita akan menggantung, dan yang ada hanyalah angan-angan berada di awan, atau memiliki dua pilihan tersebut pada waktu yang sama.
Mempertimbangkan unsur-unsur positif dari kedua pilihan tersebut memang penting, namun mempertimbangkan unsur-unsur dari kedua pilihan tersebut juga sangat penting. Jika sudah dapat memberi pilihan logis mengenai masing-masing pilihan, maka kita seharusnya bisa memilih faktor yang harus dipertimbangkan lagi, yaitu jika nilai dari dua pilihan tersebut sama adalah tidak ada. Segera putuskan memilih yang mana, lalu menindaklanjuti dengan berusaha dan mempertanggungjawabkan. Tidak perlu menyesal, karena pilihan kita memang harus dipertanggungjawabkan, bukan untuk disesali.
Sementara itu, untuk mengurai medan konflik dalam diri yang berhubungan dengan emosi, kita bisa memberi penjelasan kepada diri kita, bahwa harus ada yang dipilih, suka maupun tidak suka. Kenyataan untuk memilih salah satu itu tidak bisa dihindari, karena kita bukan hanya bertanggung jawab kepada diri kita sendiri, tetapi juga bertanggung jawab kepada orang lain.
Seorang pemimpin senantiasa membuka pikirannya agar dapat mengambil keputusan yang tepat atas dua pilihan yang tidak bisa diambil dua-duanya. Keterbukaan pikiran akan dapat menerima faktor resiko dan faktor keuntungan yang menyertai pilihan tersebut.