TIRULAH HAL YANG BAIK DARI ORANG LAIN




Di kisahkan ada seorang anak yang pintar, lincah, gesit dan energik menyukaii segala aktifitas olahraga. Tinggal di sebuah kampung dekat lapangan tempat bermain anak-anak menjadi hal yang menyenangkan bagi dirinya. Sampai-sampai anak ini hampir mengabiskan waktunya dengan bermain. Hobinya bermain sepak bola. Apalagi kalau lagi liburan sekolah, ia sering bermain sepak bola hingga sore hari menjelang magrib.

Kulitnya putih, tetapi menjadi kecoklatan karena sering bermain di luar untuk olahraga, dan hampir tak ada lelahnya. Suatu hari ia harus bermain sepak bola jam 15:30 di lapangan bersama teman-temannya untuk tanding dengan anak-anak kampung sebelahnya. Anak ini dapat bermain diberbagai posisi, bahkan penjaga gawang. Saat itu mereka kalah telak dari lawannya dengan skor yang cukup telak. Tapi anak ini selalu memperhatikan pergerakan tim lawannya. Ia mengamati bahkan ditengah-tengah pertandingan ia merasa heran mengapa tim lawan dapat bermain begitu bagus dan memiliki pergerakan yang lincah.

Mereka akhirnya pulang ke rumah dengan penuh kekecewaan karena kalah telak dari tim lawan. Sesampainya di rumah, anak ini menceritakan dan menanyakan sesuatu pada Ayahnya. Ia bertanya, "Ayah, tadi Aku tanding sepak bola dengan anak-anak kampung sebelah, tapi tim Aku kalah dan ditengah-tengah pertandingan Aku melihat pergerakan mereka lincah sekali dan sangat bagus. Bagaimana, ya latihannya?" Belum sempat Ayahnya menjawab, Anaknya melanjutkan ceritanya, "Terus mereka juga mainnya kasar dan Aku tidak suka hal itu, tapi tadi kami semua diam saja daripada berantem dan merusak permainan. Tim kami akhirnya kalah 0-5, Ayah?

Ayahnya kemudian menjawab, " Anakku, kamu memang kalah, tapi kamu juga menjadi seorang pemenang karena bisa mengerti bagaimana caranya untuk bermain dengan sportif dan kamu juga dapat melihat mereka bermain lebih bagus dari pada tim kamu. Kamu juga memperhatikan pergerakan mereka lincah dan bisa menjelaskan kepada ayah seperti tadi padahal sedang bermain. Itu merupakan hal yang sangat bagus, Anakku?

Ayah hanya bisa bilang padamu, ambilah yang baiknya dari apa yang kamu lihat dan alami hari ini dalam pertandinganmu dan buanglah hal buruknya seperti bermain kasar. Latih terus skill mu dan fokuslah diri kamu untuk bermain di posisi mana yang kamu sukai. Hingga kamu bisa menjadi ahli di tempat yang kamu sukai dan pimpin tim kamu untuk menang dengan pengamatan kamu.

Nah, sobat pembaca..! Hikmah dari kisah diatas memberi pelajaran dimana kita sering dengan mudah menyalahkan orang lain tetapi tidak banyak dari kita untuk mampu menyalahkan diri kita sendiri jika kita mengalami kegagalan atau kekalahan dalam sebuah kompetisi.
Manakah yang lebih hebat, orang yang menyelesaikan masalah dirinya dengan bantuan orang lain atau orang yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk orang banyak? Penulis percaya jawaban Anda pasti orang yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk orang banyak.

Setiap masalah ada jalan yang berbeda-beda dalam menyelesaikannya. Jadi gunakanlah penyesuaian masalah Anda. Jika Anda melihat ada orang yang lebih dari Anda, maka jangan iri. Mengapa tidak Anda ambil nilai-nilai yang baik dalam hidupnya dan menghiraukan hal-hal yang buruk dalam dirinya.

Ayo bergerak dari sekarang, dan jadilah ahli dalam bagian atau bidang yang Anda inginkan. Milikilah skill dan asah lah terus skill tersebut hingga hanya Anda yang menjadi expert dibidang tersebut. Tapi ingat,..! Fokus mencari solusi untuk orang banyak. Selamat berjuang dan tetap semangat sobat...!

Semoga bermanfaat
Share:

CERITA MOTIVASI & INSPIRASI RENUNGAN HIDUP ~ Bersyukur Dengan Apa Yang Kita Jalani




Sebuah rumah mewah di kawasan elite, yang rindang pepohonan di halamannya. Seperti biasa dihari libur, keluarga itu berkumpul di beranda belakang rumah. Nampak seorang anak lagi berbincang-bincang dengan Ayah dan Ibunya. Seorang anak bertanya pada Ayahnya, "Ayah... Nenek dulu pernah bercerita kepadaku bahwa kakek dan nenek waktu masih muda sangat miskin, sehingga tidak dapat lanjut menyekolahkan Ayah. Sampai-sampai Ayah juga harus membantu menjual kue ke pasar-pasar. Apa betul seperti itu, Ayah..?

"Memang seperti itulah keadaannya,. Mengapa kau tanyakan itu, Nak...? "Tidak apa-apa Ayah, cuma ingin tahu saja. Tapi Aku membayangkan saja betapa ngeri, yah...? Apakah Ayah pernah menyesali atau mengeluh masa lalu yang serba kekurangan, pendidikan sekolah rendah dan susah begitu?" Lanjut tanya sang Anak.
Ayah menatap anaknya seakan tahu anaknya sedang ingin mempelajari hal baru. Ayahnya menjawab, "Tidak Anakku,.! Ayah tidak pernah menyesali dan tidak akan pernah menukar dengan apapun masa lalu itu. Bahkan sampai saat ini Ayah mengsyukurinya. Karena kalau tidak ada penderitaan seperti itu, mungkin Ayah tidak akan punya semangat untuk belajar dan bekerja hingga bisa berhasil seperti saat ini dan membuat kamu dan ibumu tinggal di rumah yang elite seperti sekarang dengan segala fasilitas serba ada untuk kebutuhan yang kamu inginkan".

Mendapat jawaban demikian, lalu si Anak bertanya lagi, "Kalu begitu, aku tidak mungkin sukses seperti Ayah?" Heran dengan pemikiran anaknya, sang Ayah kembali bertanya, "Kenapa kamu berpikir tidak bisa sukses seperti Ayah?". "Kata Ayah tadi, penderitaan masa lalu yang serba susah yang membuat Ayah berhasil, sedangkan Aku dilahirkan dalam keluarga yang mampu, bahkan saat ini sangat berlebihan segala fasilitas yang aku dapatkan di rumah, sedangkan Ayahku orang sukses. Ayah tidak sekolah tinggi, sementara Ayah menyuruhku kalau bisa sampai S3 dan menguasai minimal tiga bahasa. Kalau aku ingin sukses seperti ayah, tentu tidak bisa. Karena aku tidak hidup susah seperti ayah dulu, dan aku juga tidak pernah tahu betapa menderitanya menjadi orang miskin yang serba kesusahan. Ujar si Anak sambil menatap bangga ayahnya."

Mengetahui pemikiran dan jawaban sang Anak, ayah pun tertawa. "Memang kamu mau jadi anak orang miskin dan jualan kue seperti ayah dulu?" Canda ayah. Digoda sang Ayah, si anak menjawab, "Aku sudah tidak bisa memilih, tapi rasanya kalu bisa memilih pun, Aku memilih seperti sekarang saja. Enak punya ayah dan ibu yang hebat seperti sekarang ini".
Karena itulah kamu harus bersyukur tidak hidup susah seperti ayah dulu. Yang jelas, siapapun orangtua kitadan bagaimana keadaan masa lalu itu, kaya atau miskin, kita tidak bisa memilih. Maka ayah tidak pernah menyesali akan masa lalu itu. Justru ayah bersyukur pada masa lalu yang penuh penderitaan dan dari sanalah ayah dapat belajar bahwa penderitaan hidup dapat membentuk manusia itu mengenal arti kehidupan ini dan ke indahannya. Yang jelas dalam kehidupan ini ada hukum perubahan yang berlaku. Kita bisa mengubah keadaan jika kita mau belajar, berusaha dan berjuang habis-habisan.

Tuhan memberikan kita segala kemampuan dan selalu mengizinkan kita untuk sukses, hanya saja banyak orang tidak mengetahui caranya dan memulainya, menggunakan sebai-baiknya. Dimulai dari keadaan kita saat ini, entah miskin atau kaya niscaya semua usaha kita diberkahi dan kamu pun bisa sukses melebihi ayah saat ini. Ingat,. teruslah berdoa dan berusaha. Belajar dan bekerjalah lebih giat. Jika orang lain bekerja dua kali lipat, maka kamu saat serba berkekurangan harus lima kali lipat atau bahkan sepuluh kali lipat dari orang tersebut. Maka cita-citamu akan tercapai.

Pikiran manusia tidak mungkin mampu menggali dan mengetahui rahasia kebesaran Tuhan. Karena itu, sebagai manusia kita tidak bisa memilih mau lahir di keluarga kaya atau miskin. Jika kita terlahir dari keluarga yang kaya, kita harus mampu mengsyukuri dengan hidup penuh semangat. Sebaliknya demikian. Tuhan pasti akan membantu kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang tanpa orang itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri. Oleh sebab itu, teruslah berjuang, raih kesuksesan dan jangan lupa bersedekah dan berinfak, yah..? Hhhhhmmm...
Share:
Copyright © Carbebosnecess | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com