Sebuah rumah mewah di kawasan elite, yang rindang pepohonan di halamannya. Seperti biasa dihari libur, keluarga itu berkumpul di beranda belakang rumah. Nampak seorang anak lagi berbincang-bincang dengan Ayah dan Ibunya. Seorang anak bertanya pada Ayahnya, "Ayah... Nenek dulu pernah bercerita kepadaku bahwa kakek dan nenek waktu masih muda sangat miskin, sehingga tidak dapat lanjut menyekolahkan Ayah. Sampai-sampai Ayah juga harus membantu menjual kue ke pasar-pasar. Apa betul seperti itu, Ayah..?
"Memang seperti itulah keadaannya,. Mengapa kau tanyakan itu, Nak...? "Tidak apa-apa Ayah, cuma ingin tahu saja. Tapi Aku membayangkan saja betapa ngeri, yah...? Apakah Ayah pernah menyesali atau mengeluh masa lalu yang serba kekurangan, pendidikan sekolah rendah dan susah begitu?" Lanjut tanya sang Anak.
Ayah menatap anaknya seakan tahu anaknya sedang ingin mempelajari hal baru. Ayahnya menjawab, "Tidak Anakku,.! Ayah tidak pernah menyesali dan tidak akan pernah menukar dengan apapun masa lalu itu. Bahkan sampai saat ini Ayah mengsyukurinya. Karena kalau tidak ada penderitaan seperti itu, mungkin Ayah tidak akan punya semangat untuk belajar dan bekerja hingga bisa berhasil seperti saat ini dan membuat kamu dan ibumu tinggal di rumah yang elite seperti sekarang dengan segala fasilitas serba ada untuk kebutuhan yang kamu inginkan".
Mendapat jawaban demikian, lalu si Anak bertanya lagi, "Kalu begitu, aku tidak mungkin sukses seperti Ayah?" Heran dengan pemikiran anaknya, sang Ayah kembali bertanya, "Kenapa kamu berpikir tidak bisa sukses seperti Ayah?". "Kata Ayah tadi, penderitaan masa lalu yang serba susah yang membuat Ayah berhasil, sedangkan Aku dilahirkan dalam keluarga yang mampu, bahkan saat ini sangat berlebihan segala fasilitas yang aku dapatkan di rumah, sedangkan Ayahku orang sukses. Ayah tidak sekolah tinggi, sementara Ayah menyuruhku kalau bisa sampai S3 dan menguasai minimal tiga bahasa. Kalau aku ingin sukses seperti ayah, tentu tidak bisa. Karena aku tidak hidup susah seperti ayah dulu, dan aku juga tidak pernah tahu betapa menderitanya menjadi orang miskin yang serba kesusahan. Ujar si Anak sambil menatap bangga ayahnya."
Mengetahui pemikiran dan jawaban sang Anak, ayah pun tertawa. "Memang kamu mau jadi anak orang miskin dan jualan kue seperti ayah dulu?" Canda ayah. Digoda sang Ayah, si anak menjawab, "Aku sudah tidak bisa memilih, tapi rasanya kalu bisa memilih pun, Aku memilih seperti sekarang saja. Enak punya ayah dan ibu yang hebat seperti sekarang ini".
Karena itulah kamu harus bersyukur tidak hidup susah seperti ayah dulu. Yang jelas, siapapun orangtua kitadan bagaimana keadaan masa lalu itu, kaya atau miskin, kita tidak bisa memilih. Maka ayah tidak pernah menyesali akan masa lalu itu. Justru ayah bersyukur pada masa lalu yang penuh penderitaan dan dari sanalah ayah dapat belajar bahwa penderitaan hidup dapat membentuk manusia itu mengenal arti kehidupan ini dan ke indahannya. Yang jelas dalam kehidupan ini ada hukum perubahan yang berlaku. Kita bisa mengubah keadaan jika kita mau belajar, berusaha dan berjuang habis-habisan.
Tuhan memberikan kita segala kemampuan dan selalu mengizinkan kita untuk sukses, hanya saja banyak orang tidak mengetahui caranya dan memulainya, menggunakan sebai-baiknya. Dimulai dari keadaan kita saat ini, entah miskin atau kaya niscaya semua usaha kita diberkahi dan kamu pun bisa sukses melebihi ayah saat ini. Ingat,. teruslah berdoa dan berusaha. Belajar dan bekerjalah lebih giat. Jika orang lain bekerja dua kali lipat, maka kamu saat serba berkekurangan harus lima kali lipat atau bahkan sepuluh kali lipat dari orang tersebut. Maka cita-citamu akan tercapai.
Pikiran manusia tidak mungkin mampu menggali dan mengetahui rahasia kebesaran Tuhan. Karena itu, sebagai manusia kita tidak bisa memilih mau lahir di keluarga kaya atau miskin. Jika kita terlahir dari keluarga yang kaya, kita harus mampu mengsyukuri dengan hidup penuh semangat. Sebaliknya demikian. Tuhan pasti akan membantu kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang tanpa orang itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri. Oleh sebab itu, teruslah berjuang, raih kesuksesan dan jangan lupa bersedekah dan berinfak, yah..? Hhhhhmmm...
0 komentar:
Post a Comment