PERSPEKTIF MENYESUAIKAN DIRI DENGAN KONDISI BARU



Ketika kita menghadapi perubahan, kita perlu perspektif yang lebih luas, situasi baru harus didekati dengan perspektif yang berbeda yang pernah kita pikirkan dan kita aplikasikan. Orang-orang yang berbeda didalam situasi tersebut memiliki pandangan yang sama sekali berbeda dengan sudut pandangan kita. Kasus yang terjadi juga berbeda dengan kasus-kasus disituasi lama.
Kita seringkali menyangka, bahwa apa yang kita rasakan adalah hal yang sebenarnya. Padahal kita hanya merasakan sebagian kecil dari keseluruhan peristiwa yang ada. Perasaan tersebut berkembang sehingga munculah asumsi pribadi.

Asumsi yang keluar dari pikran kita, jika tetap dipertahankan didalam suatu komuni baru, akan berakibat tidak baik. Sebab kita akan memaksakan asumsi kita sebagai sebuah kebenaran. Pada akhirnya suatu komuni baru yang terjadi akibat terjadinya perubahan tersebut akan guncang dan akhirnya kita sendiri menjadi rugi.
Perspektif yang luas akan membuat kita mampu menyesuaikan diri dengan orang-orang baru dan dengan kondisi baru. Kita juga mampu menerima perspektif orang lain. Dengan menerima perspektif orang lain, maka pengetahuan kita pun ikut bertambah, wawasan kita semakin luas dan tidak tahu menjadi tahu, dari kurang mengerti menjadi lebih mengerti.




Orang-orang mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi mempelajari tradisi, budaya, dan situasi yang berbeda akan membuat mereka memiliki cara pandang yang lebih luas. Sementara orang yang terkurung dalam tempurung kepalanya sendiri akan menjadi arogan dan tidak dapat menyesuaikan diri dalam perubahan.
membaca buku juga merupakan salah satu cara untuk memperluas perspektif kita. Dengan membiasakan diri rutin membaca buku, maka akan membuat kita menjadi pribadi yang berpikiran terbuka. Keterbukaan pikiran tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang luas. Keterbukaan pikiran menyebabkan diri kita gemar belajar untuk menjadi lebih baik.

Jika seseorang memiliki keterbukaan pikiran, maka akan mampu menjadi pemimpin, karena dia selalu mau belajar dari apapun untuk meningkatkan kualitas potensi yang dimilikinya. Kualitas potensi yang unggul akan membuat seorang pemimpin bukan lagi menjadi pemimpi. Dia nyata dan menyatakan cita-citanya dan cita-cita orang lain.
Share:

PEMIMPIN ~ Tidak Boleh Berhenti Belajar



Sikap merendahkan orang lain, tidak akan membuat diri kita menjadi lebih tinggi dari orang lain. Orang yang jabatannya lebih rendah dari kita, bukan berarti rendah pula kemampuannya. Sikap untuk mau belajar ini memang membutuhkan kerendahan hati dan mengelola emosional diri yang baik. Ketika kita menjadi pemimpin disebuah perusahan mebel, misalnya kita mungkin sama sekali tidak mengetahui dan tidak ada kemampuan dalam bidang pertukangan. Kita hanya mengetahui dan berkemampuan dalam bidang manajemen dan penilaian kualitas mebel. Dari soal pertukangan, kita bisa belajar dari seorang tukang kayu yang kita pekerjakan di perusahan kita mengenai bagaimana cara menghaluskan kayu lebih cepat dari yang biasanya, namun tetap dalam kualitas yang baik.




Siapapun yang ingin sukses sebagai pemimpin, tidak boleh berhenti belajar. Pemahaman yang baik akan hidup, memberikan pengaruh yang besar bagi kita. Mulai dari belajar mengerti diri sendiri hingga materi-materi teoritis dan praktek yang dibutuhkan dalam menunjang kesuksesan kita. Orang yang bermental pemimpin, bisa belajar dari siapa saja, tidak peduli kedudukan dan darimana asalnya.
Sikap selalu mau belajar tidak terlepas dari sikap "giat". Hanya kemalasan yang cenderung membuat orang menjadi bodoh dan bangkrut. Tidak ada tips dan trik yang efektif untuk membuang kemalasan pada diri, kecuali kita "merelakan diri" menggerakkan pikiran dan tubuh kita. Jika kita tidak ada kerelaan, maka mustahil seribu buku perkembangan kepribadian yang kita baca pun tidak dapat memotivasi kita agar terlepas dari kemalasan.
Jadi intinya, untuk terbebas dari kemalasan itu hanya datang dari diri kita sendiri, yakni rela untuk berubah atau tidak. Semua tergantung pilihan kita masing-masing.

Zona nyaman juga menutup kemampuan kita dalam belajar. Merasa sudah puas dengan hasil yang kita capai, akan membenamkan kita pada kekalahan pada pertandingan berikutnya. Coba lihat petinju dunia, meskipun sudah juara dunia dikelasnya, mereka masih terus berlatih keras setiap hari untuk bisa naik kelas. Tidak ada yang abadi dalam dunia ini, kecuali kita mau selalu belajar. Mengembangkan sikap mau belajar adalah keniscayaan bagi seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang sukses adalah pembelajar sejati.
Share:

PENGALAMAN YANG BERNILAI MAHAL BAGI SESEORANG PEMIMPIN



Anda mungkin pernah mendengar sebuah ungkapan kalimat "Pengalaman adalah sebuah guru paling terbesar dalam hidup". Kalau di pikir-pikir akan ungkapan ini mengartikan bahwa segala apa yang kita dapati atau temui dalam hidup menjadi sebuah pelajaran bagi kita dalam melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Oleh karenanya pengalaman menjadi salah satu pendorong majunya kecakapan atau kemampuan seseorang. Seorang miliarder, misalnya mau membayar mahal untuk merasakan sendiri, olahraga arung jeram . Selain merefresh pikiran, olahraga arung jeram juga menawarkan  sejuta pengalaman tentang keberanian, kesigapan, dan ketepatan.

Olahraga ini mengurus adrenalin seseorang sehingga ketika selesai mendapatkan buah pengalaman yang sangat besar manfaatnya, bahwa sesulit dan seberat apapun masalah yang dihadapi, jika dihadapi dengan keberanian, kegigihan, keyakinan yang kuat serta kesigapan dan ketepatan dalam berpikir, maka kita dapat menyelesaikannya dengan penuh kelegaan.

Dari gambaran tersebut, maka patutlah jika orang bijak mengatakan bahwa pengalaman dapat memperkuat kemampuan dan potensi kita. Kisah para pemimpin sukses menyebutkan bahwa mereka telah gagal berkali-kali bahkan berjuta kali. Mereka tidak belajar dari kegagalan itu sendiri, tetapi selalu berupaya memperbaiki kegagalan untuk mengubahnya menjadi sebuah keberhasilan yang dinanti.
Demikian pula yang terjadi pada seorang anak balita yang baru belajar berjalan. Meskipun jatuh berkali-kali ketika latihan berjalan, namun dia tidak mau berhenti untuk berlatih berjalan. Ketika dia berjalan tertatih kemudian jatuh lagi dan kemudian berdiri lagi lalu melangkah lagi, adalah pengalaman yang akan memperkuat kemampuannya dalam melangkah berjalan kaki.



Bagi seorang pemimpin, pengalaman mengelola diri sendiri, mulai dari mengatur waktu, cara berpikir, serta cara bersikap dan bertindak, akan mengajarkan kemampuan yang luar biasa. Namun jangan sampai terjebak pada pengalaman itu sendiri, karena jika kita menyelesaikan masalah hari ini dengan cara menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalaman yang kita alami (masa lampau), itu adalah cara yang salah. Pengalaman yang baik, tidak membuat kita meniru, tetapi membuat kita kreatif dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Kreatifitas hanya akan kita dapat jika kita gemar mempelajari pengalaman yang telah kita lalui, bukan meng-copy-paste-nya. Sebagaimana disebutkan berulangkali, seorang pemimpin adalah pembelajar sejati, dan bukan peniru, apalagi plagiator. Ia harus memiliki daya belajar yang tinggi untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi dalam dirinya. 
Share:
Copyright © Carbebosnecess | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com