Sahabat pengunjung, seringkali tanpa sadar kita menjadi orang yang sangat egois. Kita merasa bahwa apa yang kita dapatkan hari ini, pencapaian prestasi yang kita peroleh, kedudukan tinggi, kekayaan, dan pendidikan yang berkualitas, semata-mata adalah buah dari hasil kerja keras kita sendiri. Padahal kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Ada banyak orang yang menyayangi kita dan terus bersama kita, baik terlihat maupun tidak, baik dalam fisik maupun dalam doa.
Tidakkah kita ingat ada dua malaikat luar biasa dalam hidup kita yang telah berjuang sepenuh jiwa mengikhlaskan diri mereka untuk merawat, mendidik, mencukupi kebutuhan dan memberi apapun yang kita minta tanpa mau peduli bagaimana kondisi mereka dengan penuh keikhlasan membesarkan kita hingga dewasa sampai sekarang ini? Sampai puncak kesuksesan hidup yang kita dapatkan saat ini pun mereka berdua masih terus mendoakan kita dalam setiap shalat malamnya, dalam setiap tangis di sepertiga malamnya, dalam setiap senyuman yang mereka persembahkan untuk kita, dalam setiap tetes keringat kerja keras mereka dan dalam setiap kesedihan yang mereka sembunyikan hanya untuk melihat kita bahagia.
Mereka tak pernah mengharapkan imbalan apapun dari kita. Mereka itu adalah orang tua kita dan merekalah dua malaikat yang Tuhan titipkan untuk mendampingi hidup kita. Begitu besar jasa mereka yang bahkan sampai kapanpun kita takkan pernah mampu membalas jasa budi baik mereka.
Sahabat semua, pernahkah kita mengingat siapa orang-orang yang berjasa, menjadikan kita mampu membaca dan menulis, membuat cerita, bahkan hingga akhirnya mampu mengenyam pendidikan sampai satjana? Iya, mereka adalah sosok guru-guru kita terutama saat pertama kali mengenal pendidikan baik di TK maupun SD. Mereka inilah yang dengan keikhlasan hati mengajarkan kita bagaimana menulis, berhitung, membaca serta menjelaskan dengan sabar seperti apa huruf A hingga Z dan merangkai angka 1 hingga 10. Mereka inilah yang menerangkan tentang jenis-jenis hewan, tumbuhan bahkan akhirnya kita mampu merangkai semuanya dalam sebuah tulisan atau cerita seperti yang penulis lakukan saat ini. Begitu juga terhadap guru-guru lainnya dalam level pendidikan apapun telah sangat berjasa menjadi perantara kesuksesan kita.
Jika sampai detik ini kita masih menjadi orang-orang yang angkuh, egois dan merasa paling berkuasa atas kesuksesan yang kita raih hari ini, merasa sukses hanya dengan usaha dan perjuangan kita sendiri, mari kita beristigfar memohon ampun atas kekhilafan ini. Kita takkan pernah menjadi apa-apa tanpa ada dorongan dan doa orang-orang luar biasa yang terus bersama kita. Haturkanlah maaf kepada orang-orang yang justru paling berjasa terhadap hidup kita namun sering kita sepelekan, kita bantah perkataannya dan bahkan kita lupakan. Orang tua kita, keluarga besar kita, guru-guru kita, sahabat-sahabat kita, merekalah orang yang sangat layak dan sangat pantas mendapatkan apreseasi atas kesuksesan-kesuksesan yang kita dapatkan hingga hari ini.
Penulis mengajak sahabat pembaca semuanya,. Mari menjadi pribadi sukses yang tetap berwibawa dan rendah hati, layaknya ilmu alam yang seringkali kita baca atau bahkan kita dengar ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk. Kesuksesan, kekayaan, tingkat pendidikan dan kedudukan, jangan sampai semua itu menjadikan kita seperti kacang yang lupa kulitnya. Justru, semua itu hendaknya menjadikan kita insan pribadi yang semakin mawas diri, semakin tawadhuk, semakin rendah hati dan semakin mampu bersikap bijaksana serta berterima kasih terhadap orang-orang yang menjadi perantara menuju kesuksesan.
Tidak ada satu orang pun di buka bumi ini yang mampu sukses hanya dengan usahanya sendiri. Semua kesuksesan yang kita dapatkan adalah akumulasi dari doa-doa begitu banyak orang yang menyayangi kita dan terus mengharapkan kebaikan untuk diri kita yang dikabulkan oleh Tuhan. Untuk itu, jangan melupakan budi dari orang-orang yang mencintai kita
0 komentar:
Post a Comment