Masa transisi bukan hanya dialami oleh anggota baru di dalam organisasi Anda. Masa transisi juga dapat juga dialami oleh anggota organisasi Anda yang Anda tempatkan diposisi berbeda dari sebelumnya, baik naik jabatan maupun bergeser ke posisi lain. Dalam masa transisi ini biasanya akan terjadi shock culture pada diri mereka. Yang naik jabatan akan merasa minder dengan jabatan barunya, yang bergeser posisi akan merasa berbeda dari tim yang sudah ada. Mereka merasakan situasi yang sulit dalam mengadaptasikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, mereka harus didampingi dan diarahkan agar shock culture tadi tidak mengganggu kinerja mereka.
Selain shock culture, mereka juga mengalami kegagalan dalam kinerja. Jenis-jenis pekerjaan baru membuat mereka merasa asing dengan pekerjaan tersebut. Kegagalan akan membuat kinerja menjadi buruk bila dibiarkan begitu saja. Tugas Anda adalah harus membangkitkan kesadaran mereka atas pemahaman lama, sehingga menjadi pemahaman baru.
Perubahan selalu membuat orang tidak fokus, jika mereka tidak merasa siap dengan perubahan tersebut. Walaupun mereka sering memimpikan naik jabatan, tetapi ketika jabatan dinaikkan, mereka tetap gagap dalam melakukan tindakan yang mereka alami, akan membantu mereka mengurai semua bentuk kegagapan, baik masalah sosial, budaya yang berbeda dengan tim sebelumnya, maupun pekerjaan yang harus mereka lakukan.
Dalam pendampingan seperti ini, seorang pemimpin dituntut untuk memperluas kesabarannya. Sebab, tidak semua anggota akan cepat tanggap dengan uraian yang kita maksudkan. Bisa jadi, kecerdasan mereka tertutup untuk sementara, karena kegugupan-kegugupan yang dialami pada posisi baru tersebut. Jika kita bisa mengurai kegugupan tersebut dengan jalan menghilangkannya, kecerdasan mereka akan kembali pada titik semula, dan bahkan kita bisa meningkatkannya lagi.
Keberhasilan seorang pemimpin dalam masa pendampingan transisi ini sangat penting, agar roda organisasi dapat berputar lebih cepat. Ketika anggota-anggota Anda terlepas dari shock culture dan kegagapan kinerja tersebut, mereka bisa kita pacu untuk bekerja lebih baik. Namun, jika Anda gagal mendampingi mereka, maka Anda perlu mengganti anggota tersebut dengan anggota baru. Tentu saja hal tersebut akan membuang waktu.
Jika mereka berhasil terlepas dari kegagapan, maka Anda berhasil jadi pemimpin. Itu artinya, Anda memiliki investasi baru untuk organisasi yang Anda pimpin berupa anggota organisasi yang memiliki sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Anda akan lebih relaks dalam bekerja, karena Anda memiliki tim kerja yang solid dan unggul
0 komentar:
Post a Comment