Serangga kecil yang mengagumkan ini, ternyata banyak memberi pelajaran yang berarti pada kita dalam menjalani kehidupan. Betapa berharganya teladan yang dapat mereka ajarkan kepada kita jika kita mau memperhatikan mereka, menganalisa kebiasaannya dan berpikir rasional. Darinya kita dapat belajar banyak hal yang berharga.
Lebah adalah satu-satunya makhluk di bumi yang dapat mengontrol dan menentukan jenis kelamin sebelum kelahiran. Lebah madu yang kecil bisa mengontrol jenis kelamin. Ada tiga jenis lebah di setiap sarang. Salah satunya adalah Sang Ratu, yang merupakan ibu atau lebah betina. Sang Ratu akan bertelur dan menjaga agar rasnya tetap hidup. Itulah satu-satunya kewajiban Sang Ratu. Kemudian ada lebah jantan. Satu-satunya fungsi lebah jantan ini adalah membuahi telur yang dikeluarkan lebah betina. Kemudian ada lebah pekerja. Makhluk kecil yang cerdas yang mengumpulkan madu dari jenis bunga-bungaan dan menggunakannya untuk seluruh koloni. Lebah-lebah itu tidak berjenis kelamin jantan maupun betina.
Hanya ada satu lebah betina atau Ratu dalam setiap sarang. Jika sarang mereka di rusak oleh hantaman benda keras sehingga membuat sang Ratunya terbunuh, atau jika sang Ratu mati karena suatu sebab, lebah-lebah yang lain akan segera membuahi sebuah telur agar lebah Ratu bisa menetas segera.
Setelah lebah jantan melaksanakan fungsi yang diciptakan alam untuknya, lebah pekerja akan melompat ke atasnya dan menyengat sampai mati. Ada semacam kesepakatan di dalam kehidupan lebah bahwa mereka yang tidak bekerja harus keluar ! Bukan ide yang buruk. Anda akan melihat bahwa lebah yang menghuni setiap sarang kebanyakan lebah pekerja. Hal itu bukanlah sekedar kebetulan dalam alam. Alam telah memberi metode untuk memproduksi lebah jantan, lebah betina dan lebah bekerja dalam proporsi yang mereka tentukan sendiri.
Akan tetapi, pelajaran terbesar dari lebah untuk kita adalah mereka tidak mementingkan diri sendiri. Lebah bekerja dengan semangat komunitas. Mereka menyadari bahwa ada yang lebih tinggi dari individu. Mereka bekerja dengan sesama lebah dan tidak saling bertentangan. Mereka menimbun madu ditempat penyimpanan bersama & dari sanalah seluruh koloni mendapatkan makanan.
Bayangkan bagaimana manusia yang egois, kikir, sombong melakukan hal seperti itu. Bayangkan manusia membagi-bagi hasil kerjanya dengan sesama, kecuali dengan melakukan hal itu ia mendapatkan lebih daripada yang ia berikan. Manusia telah mencapai kemajuan jauh di atas lebah, dalam beberapa hal tetapi bukankah sangat mungkin terjadi ia mengabaikan anugerah dari rencana-rencana alam ketika ia mencampakan semangat komunitas dan mulai mengalahkan dan menipu sesama rekan kerja untuk mengambil apa yang telah mereka kumpulkan.
Kita tidak menyatakan bahwa kita mengetahui rencana alam, tetapi kita memiliki prasangka bahwa untuk bisa menikmati rahmat yang ada dan tersedia baginya, manusia harus mengatasi jiwa yang rakus, yaitu kecenderungan untuk memperoleh tanpa memberi dan kembali pada kebiasaan lebah untuk bekerja bagi koloni. Satu-satunya kebahagiaan sejati yang ia nikmati datang dari melayani sesama dan tidak merasa ragu bahwa banyak orang telah menemukan kebenaran yang sama.
0 komentar:
Post a Comment