Filosofi - Tukang Bakar Sate



Dalam artikel ini penulis sengaja mengangkat sebuah topik pembahasan tentang filosofi tukang bakar sate. Pembaca sekalian mungkin bertanya-tanya kok' bisa ya,. ada filosofinya tentang tukang bakar sate..!? Terkadang kita tidak menyadari segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat memberikan banyak gambaran tentang kehidupan ini, namun terabaikan begitu saja. Padahal segala sesuatu yang memberi banyak pelajaran yang berarti dalam kehidupan ini luput karena kenikmatan yang semu. Sejatinya bahwa Sang pencipta alam semesta tidaklah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia di muka bumi ini bagi manusia. Maka dari itu segala kehidupan yang ada di muka bumi ini penuh makna yang berarti antara satu sama lainnya. Seperti halnya Tukang bakar sate yang akan penulis ulas bahasannya pada kesempatan kali ini.

Jika Anda pernah atau sesering mungkin beli sate, lalu apa yang anda perhatikan makna dari hal itu...?



Sebagian besar orang yang memesan sate atau membeli sate hanya akan memerhati berapa lama sate akan cepat matang setelah di panggang di atas bara yang panas. Selain itu mungkin hanya menikmati aroma daging yang lezat terhempas dari kibasan asap angin yang sesekali lewat di indra penciuman kita. Jika hal ini lebih dalam lagi sama-sama kita resapi akan makna apa yang terkandung dari tukang bakar sate melakukan aktivitas ini, maka kita akan mendapat gambaran penjelasan yang sangat mendalam dan sungguh luar biasa jika dikaitkan dengan kepemimpinan.

Dibawah ini penulis mengajak pembaca sekalian merunut proses langkah aktivitas yang dilakukan oleh Tukang bakar sate, yakni :

1.  Sudah pasti menyiapkan perlengkapan penunjang untuk bakar sate

Mengapa hal ini perlu dilakukan,.? Ya, ibarat seseorang yang akan bepergian tentu akan menyiapkan perbekalan selama dalam perjalanannya. Demikian juga dengan tukang bakar sate. Sebelum ia melakukan aktivitas bakar sate, maka perlu mempersiapkan segala perbekalan dalam menunjang aktivitasnya.

Lalu, apa hubungannya dengan kepemimpinan..?

Tentu saja seorang pemimpin harus mempersiapkan anak buahnya atau bawahannya yang siap sedia mendukung pencapaian tujuan akhir, agar segala langkah demi langkah yang akan ditempuh lebih mudah di gapai. Karena tanpa persiapan yang matang, segala upaya mencapai tujuan tidak akan tercapai. Inilah makna pertama filosofi yang terkandung pada Tukang bakar sate tentang mempersiapkan perlengkapan penunjang bakar sate.

2.  Tukang bakar sate Membuat api pada satu titik

Jika diperhatikan saat tukang bakar sate mulai membuat api pertama, tentu yang dilakukannya mengumpulkan bahan untuk dibakar berupah batok kelapa kering atau bara hitam yang sudah ada sebelumnya, lalu dinyalakan api pada satu titik hingga menjadi bara api yang merah panas.
Hal ini dimaksud sebagai pertanda prosesi bakar sate sebentar lagi akan dimulai.

Lalu, apa hubungannya dengan kepemimpinan..?

Sehubungan dengan cara pertama mempersiapkan anak buah atau bawahan, kini saatnya seorang pemimpin menjadi panutan atau keteladanan bagi bawahannya yang mampu membakar semangat serta mengasah keahlian para bawahannya dalam bekerja sama, bahu membahu dan fokus pada pencapaian tujuan bersama. Hingga menghasilkan anak buah atau bawahannya yang berkualitas dan produktif. Inilah makna kedua filosofi Tukang bakar sate tentang membuat api pertama pada satu titik.




3.  Memencarkan bara merah menyalah ke segala sisi atau sudut secara merata

Setelah api pada satu titik menjadi bara merah, terlihat tukang bakar sate mulai memencar-mencarkan bara merah ke sisi atau sudut yang menjangkau untuk diletakkan sate panggang. Hal ini dimaksud agar panas bara api menjadi stabil diberbagai tempat atau sisi sudut. Dan jika ada bara yang padam maka tukang sate menggabungkannya ke bara lain yang masih menyalah-nyalah hingga bara yang padam tadi tertular ikut menyalah.

Lalu, apa hubungannya dengan kepemimpinan..?

Bagi seorang pemimpin yang bijak, ketika melihat permasalahan yang dihadapi oleh tim di suatu bidang kerja mulai redup, maka dilakukannya merotasi salah satu anak buahnya yang kurang bersemangat untuk ditempatkan berbaur bersama tim yang lebih banyak semangatnya agar cepat beradaptasi dengan tim kerja yang baru secara merata kemampuannya atau keahliannya. Selain itu sebagai pemimpin yang mengharapkan pencapaian tujuan bersama terwujudkan, maka hendaklah memberi arahan-arahan positif dan bukan memarahi anak buahnya hingga mereka memahami dan kembali bersemangat menggapai tujuan bersama. Inilah makna ketiga filosofi Tukang bakar sate tentang Memencarkan bara merah menyalah ke segala sisi atau sudut.

4.  Memanggang/membakar sate di atas bara panas

Setelah tukang bakar sate memencarkan bara api merah ke segala sudut secara merata, kini saatnya ia meletakkan panggangan sate di atas bara panas. Hal ini pertanda bahwa proses aktivitas bakar sate sudah dimulai, dan terlihat ketrampilannya memanggang atau bakar sate dengan cara membolak-balikan sate dari posisinya hingga menukar posisi tempat satu sama lainnya.

Lalu, apa hubungannya dengan kepemimpinan..?

Seorang pemimpin jangan lengah pada setiap keadaan. Jangan berpuas diri dari setiap usaha yang dilakukan ketika mencapai hasil yang maksimal. Hendaklah memonitoring setiap upaya yang dikerjakan oleh tim kerja melalui review. Karena setiap keadaan akan mengubah segalanya menjadi hambatan. Bila hambatan itu datang, maka segeralah mencari solusinya. Oleh sebab itu sebagai pemimpin dibutuhkan sikap agresif di setiap pekerjaan guna mengsuport para bawahannya mencapai tujuan bersama. Bila perlu rotasi bawahan anda pada satu bagian kerja sesuai keahliannya, hingga menghasilkan tim kerja yang solid di segala bidang. Inilah makna ke empat filosofi Tukang bakar sate tentang Memanggang/membakar sate di atas bara panas.

5.  Sate matang di angkat

Selesai memanggang/bakar sate, tukang bakar sate terlihat senang dan mulai mengangkat panggangan sate satu persatu dari bara panas. Proses ini pertanda sate telah matang dan siap di jual atau diserahkan pada pembelinya.

Lalu, apa hubungannya dengan kepemimpinan..?

Melalui usaha kerja keras, pengorbanan, strategi yang dilakukan oleh seorang pemimpin, tentu saja akan membawa hasilnya. Bila hasil yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan, maka perlu introspeksi diri. Namun bila hasil yang dicapai melampaui yang diharapkan, jangan lupa beri penghargaan bagi bawahan anda yang telah mendukung sepenuhnya usaha anda. Promosikan mereka pada jabatan yang layak. Karena tanpa mereka langkah anda mencapai kesuksesan tidak akan terwujud. Seperti filosofi sate gosong.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Carbebosnecess | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
The Hottest Post×